Asal Usul dan Sejarah Singkat Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu dalam sejarahnya merupakan bagian dari kerajaan tertua yang berlokasi di dataran Sumatera. Keberadaannya disinyalir lebih dulu ada jauh sebelum Sriwijaya didirikan serta berkuasa. Daerahnya dikenal sebagai tempat penghasil emas. Sistem maritim yang ada di sana juga terkenal stabil serta mendominasi.
Penamaanya terlukis dalam beberapa bahasa dan pengertian atas istilah yang berkaitan. Seperti yang tertulis pertama dalam bahasa Tiongkok dengan huruf Ma-La-Yu. Sedangkan pada beberapa kitab seperti Budha Purana penggunaan kata tersebut bermakna sebagai tanah yang dikelilingi oleh air.
Berita kejayaan atas pemerintah yang dibangun oleh pemimpin Kerajaan Melayu sempat tertuliskan ke dalam beberapa buku, yang kesemuanya berbahasa Tiongkok. Banyak sekali cerita menarik yang bisa diambil dari sejarahnya, mulai dari masa kejayaannya, hingga hal-hal yang berkaitan langsung tentang hal tersebut.
Letak dan Pendiri Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu disepakati memiliki lokasi kekuasaan di tengah wilayah Sriwijaya dan juga Kedah. Letak dari pada pusat pemerintahannya bertempat di Minanga. Selama masa pemerintahan berlangsung terhitung tiga kali berpindah daerah pusat administratifnya, yaitu pertama di Dharmasraya kemudian Suruaso.
Berdiri sekitar abad ke 7, dengan seorang raja pertama bernama Srimat Trailokyaraja Maulinbhusana Warmadewa. Kerajaan Melayu banyak dikenal dengan sistemnya yang selalu mengalami pasang surut hingga harus berpindah-pindah wilayah pemerintahan pusatnya. Banyak sekali yang mencoba mengabadikan perjalanan kerajaan ini dalam beberapa karya tulis ataupun peninggalan lainnya.
Kehidupan Kerajaan Melayu
1. Kehidupan Politik Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu memiliki kehidupan politik yang cukup stabil. Dikatakan bahwa ada sebuah konflik berarti yang terjadi dengan wilayah sekutu saat itu. Namun, beberapa sumber juga menyatakan bahwa kedudukan pemerintahannya selalu mengalami pasang surut. Perseteruannya dengan Sriwijaya berlangsung cukup sengit dan melibatkan banyak hal, hingga akhirnya dipaksa untuk mengalah.
Untuk sistem kekuasaan yang dijalankan dikatakan bahwa dipelopori oleh kaum pendeta. Dilakukan sebuah politik perkawinan dengan kerajaan Singhasari. Dimana sang raja pada masa itu membawa kedua putrinya sebagai lambang persahabatan antar kedua Kerajaan tersebut. Sehingga kemudian wilayahnya lebih kuat dan bertahan dari serangan yang dilakukan oleh Sriwijaya.
2. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Melayu
Keberadaan Kerajaan Melayu yang strategis dan berada di tengah wilayah pelayaran atau sebuah selat tentunya sangat mempengaruhi sistem perdagangannya. Diketahui bersama pada masa pemerintahannya kehidupan ekonominya disokong dan menjadi sangat stabil karena sektor ini. Bahkan kemapanannya pada bidang maritim diakui oleh beberapa daerah lain di luar kekuasaannya.
Selain itu, dalam memenuhi kebutuhan kas negara juga dilakukan pemungutan pajak ataupun upeti dari warganya. Pemungutan di bidang pertanian juga terus dilakukan sebagai salah satu sumber pendapatan negara. Juga dengan penambangan emas, di mana daerah kekuasaannya terkenal dengan keberadaan jenis barang tambang tersebut.
3. Kehidupan Sosial Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu dipengaruhi oleh kebudayaan Budha yang dibawa oleh pedagang dari India, sehingga terdapat sebuah susunan struktur sosial dianutnya. Suku dan ras yang ada di sana juga sangat majemuk karena banyaknya pedagang dari luar negeri singgah dan bahkan menetap dengan status perkawinan bersama warga lokal.
Kedudukan akan bangsawan dan rakyat biasa terlihat begitu jelas memiliki perbedaan dalam beberapa hal termasuk hak bekerja dan sebagainya. Keturunan-keturunan dari hamba sahaya atau budak dari kaum rendah, dipekerjakan langsung untuk keluarga dari Raja.
4. Kehidupan Agama Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu menganut dua keyakinan dalam kehidupan agamanya. Dimana diketahui bersama bahwa Raja dan jajarannya menganut agama Budha sebagai kepercayaannya. Sedangkan bagi warga biasa atau orang dari golongan rakyat biasa menganut kepercayaan tradisional sebagai agamanya.
Mereka hidup berdampingan tanpa ada larangan yang memberatkan bagi orang dengan pilihan berbeda. Raja sebagai penguasa juga tidak memaksakan kehendak rakyatnya atas pilihan yang dibuatnya. Sehingga dalam kehidupan beragama terjalin hubungan yang baik dan penuh dengan kedamaian. Dimana toleransi menjadi satu landasan utama yang diterapkan.
5. Kehidupan Budaya Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu memiliki kehidupan budaya yang banyak dipengaruhi oleh beberapa negara lain seperti India dan juga arab. Pasalnya lokasi pemerintahannya memungkinkan untuk terjadi percampuran antara keduanya. Dimana diketahui bersama dalam sistem sosial sudah jelas terdapat stratifikasi, dan untuk agama juga terdapat kemajemukan. Sehingga budaya yang dihasilkan juga beragam.
Secara garis besar kebudayaan yang terbentuk di kerajaan ini banyak dipengaruhi oleh paham agamis. Hal ini tentu bukan tanpa alasan atau sebab yang mendasarinya. Bisa dilihat dari beberapa peninggalannya yang berupa candi-candi, menunjukkan bahwa kehidupan akan budayanya dibangun dengan sangat serasi dan kental oleh konsep keagamaan.
Editor terkait:
Sistem dan Perkembangan Pemerintahan Kerajaan Melayu
Sistem pengelolaan kekuasaan atas wewenang yang dimiliki oleh Kerajaan Melayu dijalankan atas dua konsep utama. Dalam sebuah catatan sejarah dikatakan bahwa keduanya menjadi landasan utama dalam menjalankan pemerintahan yang berlangsung pada saat itu. Keterkaitan diantaranya memiliki sebuah relasi yang sangat erat dalam proses penerapannya yaitu konsep kerajaan dan konsep negeri.
1. Sistem dalam Konsep Kerajaan
Pada konsep yang diusungnya ini disimbolkan dengan penempatan gelar atas kepala pemerintahannya yaitu seorang Raja. Dimana tugas dan wewenangnya mengantarkan pada sebuah penerapan otoritas akan kententraman serta kenyamanan dari rakyat yang dipimpinnya atas serangan sekutu atau wilayah di luar kekuasaannya.
Pada sistem ini, seorang Raja sudah jelas sekali menempati posisi paling utama dan juga teratas. Kelemahannya adalah otoritas penuh yang disandarkannya kepada pemimpin di puncak kekuasaan ini adalah hak untuk berlaku sesuai dengan keputusan yang dibuat tanpa bisa diintrupsi oleh rakyat sebagai golongan yang berada di kelas Bawah.
2. Sistem dalam Konsep Negeri
Pada penerapan sistem ini dilakukan dengan pemberlakuan sebuah aturan ataupun undang-undang yang digunakan untuk mengontrol kehidupan sosial ekonomi dari rakyatnya. Dengan raja dan juga para menteri yang bekerja sama untuk membangun sistem administratif guna mendukung kebijakan-kebijakan yang telah dibuat.
Untuk mengukur tingkat kemakmuran wilayahnya biasanya akan dilihat dari seberapa padat jumlah penduduk serta pedagang yang menetap di sana. Apabila memiliki kuantitas yang semakin banyak maka bisa dikatakan mengalami sebuah kemajuan.
Silsilah Kerajaan Kerajaan Melayu
1. Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
Kerajaan Melayu pertama kali dipimpin oleh Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa dengan masa jabatan mulai dari tahun 1183 hingga akhir 1285. Pada masa kepemimpinannya dinyatakan bahwa Sriwijaya mengalami masa kemunduran. Sehingga dipaksa untuk bersatu dalam satu kekuasaan. Hal ini kemudian juga menjadi alasan mengapa namanya tercatat juga sebagai Raja Sriwijaya.
2. Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa
Kerajaan Melayu pada tahun selanjutnya dipimpin oleh Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa, mulai dengan tahun 1286 hingga 1316. Pada masanya pusat dari pemerintahan berada di daerah Darmasyara. Kepemimpinannya juga disebutkan dalam sebuah peninggalan prasasti padang Roco. Perluasan wilayah kekuasaan hingga ke daerah Jawa menjadi satu prestasinya.
3. Akarendrawarman
Menggantikan Tribuwanaraja, Akarendrawan kemudian menempati kedudukan sebagai orang teratas dalam struktur Kerajaan yaitu raja pada awal tahun 1316 sampai dengan 1247. Pada masanya ibukota berpindah dari Dharmasraya menuju ke Suruaso. Selama menjadi pemimpin dibangun sebuah saluran pengairan yang digunakan untuk mendukung kegiatan pertanian, sebagai satu pencapaian utamanya.
4. Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali
Raja selanjutnya ini menggantikan Adityawarman yang sempat menjabat sebelumnya pada tahun 1347 sampai dengan 1375. Sosoknya merupakan keponakan dari Akarendrawan yang juga seorang raja sebelumnya. Besar dan memiliki keturunan darah dari kerajaan Majapahit di Jawa. Saat memerintah ibukota dipindah dari Suruaso menuju ke Pagaruyung. Pada masa itu pernah pergi ke Tiongkok 6 kali.
5. Ananggawarman
pada tahun 1375 sampai dengan 1417 kedudukan tertinggi kerajaan di duduki oleh raja selanjutnya yaitu Ananggawarman. Pada masanya ibukota sudah dipindahkan ke Pagaruyung, oleh pemimpin sebelumnya. Namun pada saat kepemimpinannya berlangsung desakan dari Majapahit menjadi satu teror utama, walaupun akhirnya bisa mengalahkannya. Setelah sepeninggalannya, Melayu mengalami kemundurannya.
Masa Kejayaan Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu mencapai puncak keemasannya pada masa pemerintahan di bawah komando Raja Adityawarman. Diman pada saat itu pusat kotanya berada di daerah Hulu Batanghari. Berbagai kemajuan perekonomian terjadi dengan memanfaatkan sumber daya alam unggulannya yaitu emas. Olahan dari bahan tambang tersebut dimaksimalkan sebagai alat utama untuk menjalankan kehidupan.
Perluasan wilayah kekuasaan juga dilakukannya setelah mendapat kedudukan sebagai pemimpin utama dengan otoritas penuh yang disandarkan atas kekuasaan yang dimilikinya. Bahkan dikatakan pula bahwa Sriwijaya sempat dipaksa untuk bertekuk lutut dan menyerahkan wilayah kekuasaannya.
Editor terkait:
Penyebab Runtuhnya Kerajaan Melayu
Setelah mendapati masa kejayaannya bersama Adityawarman, pada mas selanjutnya kedudukannya mengalami naik turun. Hingga akhirnya dipaksa berkali-kali untuk mundur dan menanggalkan wilayah kekuasaannya kepada para sekutu. Beberapa hal yang menjadi faktor keruntuhannya meliputi:
1. Banyaknya Kerajaan Baru
Sebagai kerajaan tertua yang pertama ada di dataran Sumatera, memang pada awalnya mendapatkan kedudukan yang sangat strategis ditambah dengan kekayaan alam yang dimilikinya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu munculah kerajaan-kerajaan baru di sekitar area kekuasaannya. Dimana hal ini menjadikan kedudukannya semakin terdesak dan mengalami banyak tekanan.
2. Perekonomian
Setelah merasa terdesak dengan munculnya kerajaan baru di sekitar wilayah kekuasaannya kemudian kehidupan ekonominya ikut terkena imbas. penguasaan atas pelabuhan yang menjadi sumber utama dari perdagangannya telah dikuasai oleh Sriwijaya sehingga pendapatan menjadi berkurang. Sehingga lambat laun kekuasaannya menjadi melemah dan mendapati sebuah kekalahan.
Prasasti dan Bukti Peninggalan Kerajaan Melayu
1. Prasati Amonghapasa
Peninggalan kerajaan Melayu ini ditemukan pada sekitar tahun 1286 di sebuah daerah bernama Dharmasraya atau dikenal sekarang dengan sebutan Jambi. Diketahui bahwa memiliki kaitan dengan kekuasaan yang pernah dimilikinya, dimana disinyalir diterbitkan oleh Raja Kertanegara.
2. Prasrati Masjusri
Ditemukan bersama dengan candi Jago dalam rupa sebuah patung. Dijadikan bukti bahwa pernah ada sebuah penaklukan atas Adityawarma oleh Gajah Mada.
3. Prasasti radang Roco
Ditemukan di sebuah kompleks pemandian yang berada di daerah Nagari Siguntur tepatnya di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Terdapat sebuah tulisan di empat bagian sisinya, saat didapati keberadaannya pada sekitar tahun 911.
4. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti ini bercerita tentang tragedi penyerahan kekuasaan atas kerajaan sriwijaya terhadap Melayu pada sekitaran abad ke 11. Ditemukan di Sri Lanka dengan sebuah cerita yang tertulis di atasnya mengenai Malayapura yang ditinggali atau menjadi tempat tinggal dari pangeran Suryanarayana pada sekitar tahun 1055 sampai dengan 1100.
Baca juga kumpulan materi tentang Sejarah Kerajaan atau materi menarik lainnya di Coinone