Pendiri Kerajaan Kalingga: Sejarah, Letak, Raja-raja, Keruntuhan dan Peninggalan

Asal Usul dan Sejarah Singkat Kerajaan Kalingga

Kerajaan Kalingga merupakan bukti adanya sebuah peradaban yang dahulu meninggali tanah Jawa, tepatnya bagian utara. Pemerintahannya berdiri sekitar abad keenam hingga akhir abad ketujuh, cukup tua dari seluruh kerajaan yang pernah ada di nusantara. Keberadaannya dipercaya tercipta pada saat yang sama dengan kerajaan paling tua di Indonesia, yakni Kutai Kartanegara.

Wilayahnya meliputi setengah dari provinsi sentral di Pulau Jawa sekarang ini. Kultur dari pemerintahannya yakni bercorakan Hindu dan juga Buddha. Namun, tak jarang yang meyakini bahwa masyarakat kerajaan tersebut juga masih menghormati dan juga bersembahyang kepada para roh leluhur mereka.

Berbagai sumber ditemukan berasal dari dalam wilayah yang dahulu merupakan area kekuasaannya dan juga ada yang berasal dari luar wilayahnya, bahkan luar daerah nusantara. Terdapat sebuah catatan yang disadur dari salah satu masa kekaisaran di China yang menjelaskan bahwa dahulu terdapat sebuah pemerintahan bernama Kerajaan Kalingga tepat di wilayah Jawa.

Letak dan Pendiri Kerajaan Kalingga

Daerah yang dimiliki oleh kerajaan tersebut meliputi hampir setengah wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Jawa Tengah. Bentangannya dipercaya melebar mulai Kabupaten Jepara hingga Kota Pekalongan. Beberapa pihak juga meyakini bahwa wilayah Magelang juga merupakan area pemerintahannya. Hal tersebut karena adanya Candi Borobudur.

Candi tersebut berusia cukup lama, hampir sama dengan Kerajaan Kalingga. Oleh sebab itulah, beberapa catatan juga terbukti bahwa salah satu kulturnya yaitu bercorak Buddha. Banyak ditemukan bahwa kerajaan tersebut merupakan cikal bakal dari adanya Kerajaan Mataram yang lama atau kuno.

Keterkaitan antara Candi ikonik Indonesia tersebut dengan kerajaan tersebut juga tertulis pada salah satu prasasti yang diwariskannya. Dalam catatan tersebut, disebutkan bahwa Dapunta Sailendra merupakan sosok yang membangun kerajaan tersebut.

Dipercaya juga bahwa bangunan Borobudur dibangun pada masa kedinastian Syailendra. Sedangkan dinasti tersebut adalah salah satu pemerintahan yang ada pada Mataram Kuno. Itulah sebabnya kedua kerajaan tertua yang ada di tanah Jawa tersebut memang saling berkaitan erat.

Kehidupan Kerajaan Kalingga

1. Kehidupan Politik Kerajaan Kalingga

Sesuatu yang bisa dipastikan dalam perjalanan bangsa tersebut yaitu pernah berkuasanya seorang Ratu yang sangat masyur namanya. Ialah sang Sima, Ratu yang pernah membawa Kerajaan Kalingga menuju puncak kejayaannya.

Meskipun ia seorang perempuan, yang biasanya tidak dapat menempati posisi-posisi penting suatu kerajaan ataupun dianggap kurang kompeten sebagai seorang pemimpin, akan tetapi dari berbagai catatan ia sangat dianggap sebagai penguasa yang arif. Hukum pada saat itu sangat adil dan ditegakkan dengan penuh.

2. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kalingga

Dengan letaknya yang berada di salah satu daerah subur yang ada di nusantara bahkan dunia, banyak warga dari kerajaan tersebut yang memilih untuk berprofesi sebagai seorang petani agar dapat menyambung hidupnya. Kawasan Jawa terlebih lagi bagian tengah memang sangat cocok untuk ditanami berbagai tumbuh-tumbuhan yang sangat berguna bagi orang-orang.

Beragam rempah-rempah bisa dihasilkan oleh masyarakatnya. Tidak hanya itu, para warganya juga dapat menghasilkan salah satu bahan pokok manusia, yakni beras. Dengan keberadaannya yang ada di daerah yang subur, karena dekat dengan berbagai pegunungan, maka hal ini tidaklah menjadi sesuatu yang sulit bagi masyarakat Kerajaan Kalingga lakukan.

Selain itu, orang-orang Kalingga juga melakukan perdagangan baik dengan masyarakat sekitar daerahnya maupun juga pihak-pihak di luar kerajaan. Hal tersebut karena berbagai pihak membutuhkan hasil alamnya. Namun tidak berhenti di situ, ternyata kerajaan tersebut juga mampu menghasilkan berbagai komoditas yang lain.

Beberapa barang tambang mampu diproduksi oleh masyarakatnya. Salah satunya yaitu mineral berharga seperti halnya perak serta tentunya emas. Selain itu, hasil produk dari hewan-hewan juga menjadi barang andalannya dalam berdagang. Diantaranya yakni gading gajah yang cukup banyak diburu oleh pihak asing.

3. Kehidupan Sosial Kerajaan Kalingga

Ciri dari masyarakat Kerajaan Kalingga yaitu mereka cukup patuh dengan pihak istana. Warganya hidup dengan tenang dan sebisa mungkin menjaga ketenangan diantara mereka. Terlebih lagi pada masa-masa keemasannya yang dipimpin oleh seorang Ratu yang amat bijaksana, tidak ada warga yang berani melanggar ketertiban.

Dengan pemberlakuan hukum yang sangat tegas, kehidupan sosial di sana terbilang sangat tentram. Sang pemimpin tidak memandang siapa yang menjadi objek hukum. Tidak ada perbedaan satupun dalam proses pengawasannya, bahkan untuk bangsawan sekalipun.

4. Kehidupan Agama Kerajaan Kalingga

Agama yang dianut di dalam pemerintahannya yaitu Buddha. Aliran yang tersebar pada saat itu adalah Hinayana. Ini juga disinyalir sebagai bukti bahwa agama tersebut telah ada dan tersebar luas di wilayah Indonesia pada abad ketujuh. Selain itu, dengan adanya kerajaan ini juga menarik perhatian berbagai pemuka agama Buddha untuk mengunjungi wilayah nusantara.

Hal ini dibuktikan dengan hadirnya beberapa pendeta dari berbagai wilayah di seluruh dunia menuju ke Kerajaan Kalingga. Salah satu diantaranya mencoba untuk mengubah transkrip agama yang menggunakan Sansekerta sebagai pengantarnya, menjadi bahasa-bahasa lain seperti mandarin.

5. Kehidupan Budaya Kerajaan Kalingga

Seiring perkembangannya, kerajaan tersebut memiliki berbagai budaya. Beruntungnya, beberapa diantaranya bisa dinikmati oleh masyarakat modern. Selain sebagai bukti eksistensi dari Kalingga, namun juga bisa menjadi salah satu pembelajaran yang bisa diperoleh. Candi, prasasti, bahkan kain yang digunakan oleh masyarakatnya bisa dilihat di musem dekat dengan Candi Borobudur.

Selain itu, budaya yang menjadi kebanggaan sejarahnya yaitu bagaimana pola perilaku masyarakat kerajaan tersebut. Selain karena faktor pemimpinnya yang memang secara tegas memberlakukan segala peraturan, namun juga bagaimana warganya menanggapi hal tersebut menjadi faktor penting mengapa kebiasaan masyarakat di sana terlihat sangat tertib dan begitu teratur.

Editor terkait:

Sistem dan Perkembangan Pemerintahan Kerajaan Kalingga

Kerajaan Kalingga dipimpin oleh seorang penguasa yang secara turun-temurun diwariskan. Di sana tidak ada pembedaan antara wanita dan juga laki-laki. Hal ini terbukti dengan berkuasanya seorang ratu di sana.

Kalingga berkembang mulai dari sebuah kumpulan masyarakat yang hidup di sana dan mulai terpengaruh dengan ajaran-ajaran Hindu dan terutama Buddha. Pengaruh tersebut didatangkan dari para pedagang yang melakukan transaksi jual-beli dengan penduduk lokal. Akhirnya terbentuklah sebuah komunitas yang cukup solid dan menghasilkan sebuah pemerintahan.

Namun, ada sebuah pengaruh yang sangat kuat datang dari arah barat. Pada masa itu, banyak kerajaan terbentuk di wilayah nusantara dan mereka semua saling bersaing satu sama lain. Itulah yang menyebabkan kerajaan ini lambat laun semakin berkurang eksistensinya.

Silsilah Raja Kerajaan Kalingga

1. Wasumurti

Ia digadang-gadang merupakan tokoh yang mendirikan kerajaan tersebut. Dipercaya bahwa ia masih memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Sailendra. Ia juga merupakan salah satu pihak yang disinyalir ikut andil dalam terbentuknya Mataram Kuno yang dahulu ada di tanah jawa. Dia memimpin kerajaan selama kurang lebih 11 tahun.

2. Washugeni

Pemimpin Kerajaan Kalingga ini merupakan buah hati dari penguasa sebelumnya. Dia memegang pemerintahan selama lebih dari 25 tahun lamanya. Ia juga menurunkan beberapa penguasa setelahnya, dan salah satunya ialah pemimpin yang sangat populer dari Kalingga.

3. Kirathasingha

Raja ini mengambil alih kekuasaan dalam kurun waktu lebih dari 15 tahun. Dia merupakan anak kandung dari Washugeni. Setelah ia meninggal, kendali kerajaan diserahkan kepada saudara sambungnya yang merupakan pasangan dari saudara kandung perempuannya.

4. Kartikeyasingha

Menurut catatan, Kartikeyasingha tidak mempunyai warisan darah secara langsung yang sah dianggap sebagai pemilih tahta kerajaan. Namun, istrinya merupakan putri dari Washugeni sehingga ia pun bisa menjadi penguasa kerajaan besar tersebut. Pemimpin ini memegang tahta lebih dari 25 tahun.

5. Shima

Dialah seorang ratu yang sangat populer hingga ke negeri Tiongkok. Banyak catatan dari kerajaan ini yang menceritakan mengenai waktu ketika ia berkuasa. Itulah sebabnya sejarah dari Kerajaan Kalingga akan selalu mencantumkan namanya, karena memang telah diabadikan dalam beberapa peninggalan berupa batu tulis dengan berbagai informasi di dalamnya.

Bahkan, dalam beberapa catatan dari luas negeri juga mengkisahkan bagaimana sang ratu memimpin negerinya. Sebagai seorang perempuan, ia tidak segan-segan untuk menghukum siapa saja yang melanggar ketentuan yang telah disepakati bersama untuk diterapkan di negaranya. Bahkan dalam sebuah riwayat juga seorang bangsawan hendak dihukum olehnya karena kesalahan kecilnya.

Masa Kejayaan Kerajaan Kalingga

Terhitung sejak tahun 674 masehi, kerajaan ini dipegang oleh Ratu Shima. Dalam genggaman tangannya, Kerajaan Kalingga mampu meraih masa-masa keemasannya. Dengan ketegasannya, ia mampu mengatur masyarakatnya memiliki sebuah kebiasaan yang luhur dan bebas dari kriminalitas. Ia juga dikenal sangat adil karena tidak membedakan orang berdasarkan kedudukan atau pangkat.

Selain itu pada saat ia memegang kendali, panen yang diperoleh oleh rakyatnya juga melimpah ruah. Inilah sebabnya ia dikenang sebagai sosok yang mampu membawa keberuntungan bagi kerajaan. Banyak hasil bumi diproduksi oleh warganya dan akhirnya dijualbelikan kepada saudagar-saudagar dari berbagai belahan dunia.

Rakyat sangat menghormati sosoknya dan hal itu juga menjadi faktor mengapa perkembangan kerajaan sangat pesat terjadi ketika itu. Dari hasil alam dan aktivitas perekonomian rakyatnya, membuat pihak istana mempunya sumber daya untuk melakukan berbagai pembangunan salah satunya yaitu yang bisa dinikmati hingga sekarang, candi dan juga beberapa batu tulis atau biasa disebut prasasti.

Editor terkait:

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Kalingga

Kemunduran Kerajaan Kalingga sudah mulai terlihat ketika ratu tersohor tersebut kembali ke alam baka. Sang putra mahkota disinyalir tidak mampu untuk mengemban kekuasaan sama seperti ibunya tersebut. Selain itu, terdapat kekuatan asing yang mencoba untuk menekan kerajaan tersebut juga menjadi alasannya.

Ketika itu Sriwijaya masih dalam masa-masa keemasannya. Oleh sebab itu, kerajaan tersebut sangat berambisi untuk menguasai berbagai wilayah yang ada di nusantara. Dengan visinya tersebut, jalan transaksi jual-beli kepada rakyat Kalingga diblokade dan perlahan-lahan orang-orang Kalingga menjadi bangkrut dan akhirnya kerajaan pun lambat laun runtuh.

Prasasti dan Bukti Peninggalan Kerajaan Kalingga

1. Prasasti

Beberapa batuan yang diukir dengan menampilkan tulisan-tulisan sejarahnya merupakan warisan dari Kerajaan Kalingga. Beberapa prasasti tersebut yakni Sojomerto yang ada di daerah Batang dan juga Tukmas yang ada di kawasan Magelang.

2. Candi

Beberapa tempat ibadah juga dibangun pada masa pemerintahan kerajaan tersebut masih berdiri. Diantaranya yaitu Candi yang bernama Bubrah serta Angin yang keduanya ditemukan di daerah Jepara.

3. Catatan Asing

Meskipun ini bukanlah peninggalan secara langsung Kerajaan Kalingga, akan tetapi keberadaannya begitu penting dalam sejarah pemerintahannya. Beberapa berita yang disadur dari pihak asing yakni skrip Wa-Tai-Ta, naskah dinasti Tang, dinasti Ming, dan juga I-Tsing.

Baca juga kumpulan materi tentang Sejarah Kerajaan atau materi menarik lainnya di Coinone