Asal Usul dan Sejarah Singkat Kerajaan Banjar
Banjar adalah kerajaan Islam yang terletak di Kalimantan. Sebelumnya kerajaan ini bagian dari kekuasaan Daha. Kerajaan Banjar berhasil memperoleh kekuasaan sepenuhnya dengan dibantu Kerajaan Demak. Lokasinya sangat strategis karena menjadi bandar perdagangan. Hal ini dipengaruhi oleh kekayaan sumber daya alam. Hal ini yang membuat Banjar menjadi kerajaan maju.
Ketika Banjar berhasil menjadi bandar perdagangan yang terkenal, Belanda berusaha menguasainya sekaligus menguasainya. Ekspedisi yang dikirimkan Belanda berkali-kali digagalkan oleh Banjar. Walaupun demikian, Banjar sempat berpindah-pindah ibukota agar pemerintahannya tetap berjalan. Pada akhirnya, Kerajaan Banjar runtuh setelah memberikan perlawanan sengit pada tahun 1905.
Letak dan Pendiri Kerajaan Banjar
Banjar terletak di wilayah Banjarmasin ketika berdiri. Banjarmasin sendiri sebelumnya menjadi kekuasaan Kerajaan Daha. Penguasa Banjar saat itu, Patih Masih mengangkat Pangeran Samudera menjadi raja pertama di Banjarmasin. Banjarmasin menjadi ibukota Banjar sekitar 100 tahun pertama.
Karena adanya serangan Belanda, Banjar memindahkan ibu kota ke Martapura. Kemudian ke Sungai Pangeran, Kayu Tangi, Bumi Kencana, dan daerah-daerah lain di kawasan Kalimantan Selatan. Pemindahan ibukota ini dilakukan agar pusat pemerintahan dan perlawanan terhadap Belanda tetap berjalan. Kerajaan Banjar akhirnya runtuh ketika ibu kota berada di Baras Kuning pada tahun 1905.
Pendiri Kerajaan Banjar adalah Pangeran Samudera. Beliau sebenarnya adalah pewaris tahta Kerajaan Daha yang sah. Hanya saja, kekuasaannya direbut oleh Pangeran Tumenggung. Pangeran Samudera melarikan diri dan tinggal bersama Patih Masih. Kemudian, Patih Masih, Patih Balitung, Patih Kuin, dan Patih Balit menobatkannya menjadi Raja Banjar yang pertama
Berdirinya Banjar menjadi sebuah kerajaan memancing kemarahan Pangeran Tumenggung. Daha mengirimkan ribuan pasukan untuk berperang dengan Banjar. Pada akhirnya Banjar memperoleh kemenangan karena bantuan dari Demak. Setelah itu, Pangeran Samudera masuk Islam dan menjadi raja pertama Banjar dengan gelar Sultan Suriansyah atau Sultan Suryanullah.
Kehidupan Kerajaan Banjar
1. Kehidupan Politik Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar pada awalnya memiliki sokongan politik dari Demak pada awal berdirinya. Dengan sokongan politik tersebut, Banjar dapat berdiri menjadi sebuah kerajaan. Demak memberikan sokongan politik dengan persyaratan jika Pangeran Samudera beserta rakyat Banjar mau masuk islam. Persyaratan itu disetujui. Hal ini mempengaruhi sistem politiknya yang kebanyakan berlandaskan dari Islam.
Dalam sistem politik Banjar, sultan menduduki tingkat tertinggi. Dibawahnya terdapat Putra Mahkota dan Dewan Mahkota. Dewan Mahkota ini terdiri atas Mangkubumi dan Bangsawan. Mangkubumi membawahi tiap-tiap menteri yang diberi tugas sesuai dengan fungsinya.
2. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Banjar
Ekonomi Banjar bertumpu sepenuhnya pada perdagangan secara maritim. Hal ini dipengaruhi oleh lokasinya yang strategis sebagai kawasan sentral perdagangan pada masa itu. Terdapat pelabuhan internasional yang berfungsi sebagai persinggahan kapal dagang dari negara-negara di Asia Selatan dan Asia Timur.
Banjar sendiri terkenal dengan komoditas ekspor terbesarnya berupa lada. Hal inilah yang membuat perekonomiannya sangat maju. Selain itu, kemampuan rakyatnya menghasilkan barang-barang logam, senjata, kapal, peralatan pertanian, peralatan pembangunan, dan berbagai hal lain juga membuatnya menjadi sentral perekonomian pada masa itu.
3. Kehidupan Sosial Kerajaan Banjar
Sistem sosial di Banjar terdiri dari tiga bagian. Bagian-bagian ini disimbolkan dengan segitiga piramid. Bagian pertama dan lapisan piramid teratas adalah golongan penguasa. Jumlah dari golongan ini sangat minim. Golongan ini terdiri dari keluarga kerajaan dan bangsawan. Bagian kedua dan lapisan piramid tengah adalah pemuka Agama. Golongan ini bertugas mengurus hukum yang berdasarkan keagamaan.
Bagian ketiga dan lapisan piramid terbawah adalah rakyat biasa. Golongan ini sangat banyak dan menjadi mayoritas dalam sistem sosial Banjar. Golongan ini diisi oleh rakyat dengan berbagai profesi seperti pedagang, nelayan, petani, dan pekerjaan yang lain.
4. Kehidupan Agama Kerajaan Banjar
Islam menjadi agama resmi Kerajaan Banjar sejak didirikan oleh Sutan Suriansyah. Walaupun begitu, Islam masih belum begitu berpengaruh dalam sistem pemerintahan. Islam baru mempengaruhi sistem pemerintahan setelah Sultan Tahmidullah II. Hal ini didukung dengan hadirnya Syeikh Muhammad Arsyad Al Banjari dan Khatib Dayyan.
Keduanya merupakan ulama yang berperan penting dalam penyebaran islam di Banjar. Syeikh Al-Banjari menjadi pencetus terbentuknya Mahkamah Syariah. Selain itu, keduanya juga menyebarkan aliran Islam sunni Syafi’i yang menjadi landasan pokok keagamaan rakyat Banjar.
5. Kehidupan Budaya Kerajaan Banjar
Pada awalnya, Banjar terdiri menjadi tiga suku yaitu Suku Bukit, Suku Ngaju, dan Suku Maanyan. Percampuran kebudayaan suku tersebut dengan Banjar Islam membentuk akulturasi. Akulturasi kebudayaan islam dengan Bukit, Ngaju, dan Maanyan inilah yang menghasilkan kebudayaan baru dalam Banjar.
Editor terkait:
Sistem dan Perkembangan Pemerintahan Kerajaan Banjar
Sistem pemerintahan Kerajaan Banjar kebanyakan dipengaruhi oleh hukum-hukum Islam yang bercampur dengan kebudayaan lokal. Hal ini terlihat pada penyebutan jabatan-jabatanya seperti Raja, Sultan, Wazir, Mangkubumi, dan sebagainya.
Kedudukan pemerintahan Banjar yang tertinggi lterdiri dari Raja, Putra Mahkota, dan Perdana Menteri. Dibawahnya terdapat mantri-mantri yang mengemban tugasnya masing-masing. Pada masa pemerintahan Sultan Adam Al-Watsiq Billah, terjadi perubahan jabatan dalam pengadilan, Perubahan jabatan tersebut terdiri dari Qadi, Mufti, Penghulu, Lurah, dan lain-lain yang kebanyakan disesuaikan dengan hukum Islam.
Silsilah Raja-Raja Kerajaan Banjar
1. Pangeran Samudera atau Sultan Suryanullah
Pangeran Samudera merupakan sultan atau raja pertama Kerajaan Banjar. Setelah dilantik, beliau masuk Islam dan memiliki gelar Sultan Suryanullah atau Sultan Suriansyah. Pusat pemerintahan Banjar dipindahkan ke Banjarmasin pada masa pemerintahannya. Pangeran Samudera berkuasa dari tahun 1520 hingga 1546 masehi.
2. Sultan Rahmatullah
Sultan Rahmatullah merupakan sultan atau penguasa kedua Banjar. Beliau merupakan putra pertama dari Pangeran Suryanullah. Beliau juga memiliki gelar Panembahan Batu Putih karena batu pada makamnya berwarna putih. Sultan Rahmatullah berkuasa dari tahun 1546 hingga 1570 masehi.
3. Sultan Hidayatullah I
Sultan Hidayatullah I merupakan sultan atau penguasa ketiga Banjar. Salah satu putranya yaitu Raden Bagus sempat ditawan oleh Mataram Islam dan dibebaskan ketika diperintah Sultan Mustain Billah. Sultan Hidayatullah I berkuasa dari tahun 1570 hingga 1595 masehi.
4. Sultan Mustain Billah
Sultan Mustain Billah merupakan sultan atau penguasa keempat Banjar. Pada masa pemerintahannya, terdapat serangan dari VOC yang ingin menguasai perdagangan di Banjar. Beliau memindahkan pusat pemerintahan Banjar ke Martapura agar proses pemerintahan tetap berjalan. Sultan Mustain Billah berkuasa dari tahun 1595 hingga 1642 masehi.
5. Pangeran Dipati Tuha I atau Sultan Inayatullah
Pangeran Dipati Tuha I merupakan sultan atau penguasa keenam Banjar. Beliau bergelar Sultan Inayatullah setelah dilantik. Pusat pemerintahan Banjar berada di Martapura selama beliau menjadi sultan. Sultan Inayatullah berkuasa dari tahun 1642 hingga 1645 masehi.
Sepeningal Sultan Inayatullah, tahta dilanjutkan oleh keturunan dari Sultan Suryanullah. Di mana, banyak serangan-serangan dari Belanda yang berambisi untuk merebut kekuasaan Mataram. Puncaknya ketika masa pemerintahan Pangeran Antasari.
6. Pangeran Antasari
Pangeran Antasari merupakan sultan atau penguasa ke 21 Kerajaan Banjar. Beliau bergelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin. Beliau sangat gigih melawan Belanda. Hingga akhir hayatnya, Beliau tidak pernah tertangkap ataupun terperangkap jabatan Belanda. Pada akhirnya Pangeran Antasari meninggal pada Oktober 1862, sekitar 7 bulan setelah pelantikannya menjadi pemimpin Banjar.
Sepeninggal Pangeran Antasari, pimpinan Banjar diambil alih oleh putranya Sultan Muhammad Seman dari tahun 1862. Perjuangan Banjar akhirnya terhenti pada tahun 1905 dengan ditembaknya Sultan Muhammad Seman. Maka, Banjar menjadi kekuasaan Belanda sejak saat itu.
7. Sultan Haji Khairul Saleh Al-Musthahim Billah
Sultan Haji Khairul Saleh Al-Mu’tashim Billah merupakan sultan atau penguasa ke 23 Kerajaan Banjar. Beliau merupakan Bupati Banjar keturunan Pangeran Singosari. Pengangkatan ini dimaksudkan untuk menghidupkan kembali kesultanan Banjar yang mengalami kevakuman beberapa waktu lamanya.
Masa Kejayaan Kerajaan Banjar
Kejayaan Kerajaan Banjar dimulai pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah. Pada saat itu, perdagangan justru berkembang pesat. Hal ini dikarenakan Banjar memonopoli komoditas lada. Lada sendiri merupakan rempah-rempah yang menjadi bahan pokok makanan.
Selain itu, kejayaan Banjar dipengaruhi dengan mulai berkurangnya pengaruh Demak. Terdapat berbagai serangan dari kerajaan Jawa seperti Mataram dan Tuban yang ingin menguasainya. Walaupun begitu, serangan itu dapat dipatahkan sehingga Banjar mengalami kejayaan pada masanya.
Editor terkait:
Penyebab Keruntuhan Kerajaan Banjar
1. Perebutah Kekuasaan Keturunan Sultan Adam
Terdapat tiga kelompok yang bersaing untuk mendapatkan kekuasaan Kerajaan Banjar. Kelompok tersebut adalah Prabu Anom, Tamjidillah, dan Hidayatullah. Rakyat Banjar sangat memilih kelompok Hidayatullah sebagai penerus kekuasaan karena tanggung jawabnya. Walaupun begitu, Belanda pada akhirnya mengangkat Tamjidillah. Pengangkatan ini yang menandai keruntuhan Banjar.
2. Keinginan VOC dan Belanda Memonopoli Perdagangan di Banjar
Pada awalnya, VOC berusaha memonopoli perdagangan di Banjar. Hal tersebut dikarenakan Banjar menguasai komoditas lada sehingga hal itu menggiurkan di mata VOC. Usaha mereka melobi pemerintahan Banjar gagal hingga akhirnya mereka memakai jalan kekerasan dan berhasil.
Setelah VOC, Belanda juga ingin memonopoli perdagangan di Banjar sekaligus menguasainya. Belanda menggunakan strategi adu domba antara Prabu Anom, Tamjidillah, dan Hidayatullah. Siasat Belanda berhasil, hanya saja perjuangan Banjar masih diteruskan oleh Pangeran Antasari.
3. Serangan Belanda
Belanda berusaha menguasai Banjar dengan berusaha menyerang dan menangkap Pangeran Antasari. Serangannya berhasil akan tetapi penangkapannya selalu gagal. Setelah Pangeran Antasari Wafat, perjuangannya diteruskan oleh Sultan Muhammad Seman. Perjuangan berlanjut hingga Sultan Muhammad Seman gugur pada 1905 dan Banjar akhirnya runtuh.
Prasasti dan Bukti Peninggalan Kerajaan Banjar
1. Kompleks Pemakaman Sultan Suriansyah
Kompleks pemakaman Sultan Suriansyah merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Banjar yang terdapat di Kuin Utara. Pemakaman ini telah dipugar untuk memperkokoh bangunannya pada tahun 1985 hingga 1986.
2. Berbagai Peralatan Kehidupan Kerajaan
Terdapat berbagai peralatan yang berfungsi sebagai pendukung kehidupan pada masa pemerintahan Banjar. Salah satu contohnya adalah Buku dan Senjata. Peralatan ini dapat ditemukan di Museum Lambung Mangkurat.
3. Candi Agung di Amuntai
Candi Agung di Amuntai sebenarnya adalah peninggalan Kerajaan Dipa. Pada akhirnya, candi ini dikuasai oleh Banjar. Lokasi Kerajaan Dipa saat ini berkembang menjadi daerah Amuntai.
4. Masjid Sultan Suriansyah
Masjid Sultan Suriansyah menjadi salah satu peninggalan Kerajaan Banjar yang eksis sampai sekarang. Dibangun pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah, masjid ini memiliki desain arsitektur unik khas Banjar.