Pendiri Kerajaan Majapahit: Sejarah, Letak, Raja-raja, Keruntuhan dan Peninggalan

Asal usul dan Sejarah Singkat Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada dalam sejarah Indonesia di abad ke-13-16 tepatnya pada tahun 1293-1500 M. Menurut Kitab Negarakertagama, kerajaan ini adalah salah satu kerajaan Hindu-Budha yang terakhir kali menguasai Nusantara. Kekuasaannya membentang dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Indonesia Timur hingga semenanjung Melaka.

Kerajaan ini sering berpindah lokasi beberapa kali seiring kepemimpinan para raja-raja yang berkuasa pada jamannya. Konon kabarnya seluruh wilayah yang ada di Indonesia berhasil dipersatukan karena adanya kerajaan ini. Sejarah serta perjalanan kerajaan disimpan rapi di dalam Kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca.

Kitab tersebut berisikan sejarah serta perjalanan kerajaan baik beberapa wilayah kekuasaan, keadaan kota, hingga kebijakan-kebijakan Raja Majapahit. Kitab Negarakertagama menjadi salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit. Kerajaan tersebut menyisakan banyak sisa peninggalan yang berada di sekitar wilayah kerajaan dan kini dijadikan sebagai daya tarik untuk para wisatawan.

Awal mula lahirnya kerajaan adalah saat Singasari runtuh dan Kertanegara gugur karena adanya serangan oleh Jayakatwang yang merupakan Raja Kadiri. Serangan tersebut terjadi pada tahun 1292 M. Di saat yang bersamaan, dalam Ekspedisi Pamalayu, Sebagian pasukan dikirimkan oleh Singasari untuk melawat. Namun sayang, gugurnya Kertanegara membuat Singasari dikuasai oleh Kadiri.

Gugurnya Kertanegara mengakibatkan semua kerabatnya melarikan diri, salah satunya yaitu Raden Wijaya. Raden Wijaya yakni keponakan Kertanegara yang melarikan diri ke Madura. Saat melarikan diri ke Madura, Raden Wijaya meminta bantuan Wiraraja dan menyatakan kesetiaan supaya diterima oleh Jayakatwang.

Letak dan Pendiri Kerajaan Majapahit

Raden Wijaya berbalik menyerang Jayakatwang kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit. Akhir abad ke-13, beliau mendirikan kerajaan terbesar di masa Hindu-Budha tersebut. Raden Wijaya dinobatkan sebagai Raja setelah pada tahun 1293 mengalahkan Jayakatwang. Ia diberi gelar dengan nama Kertarajasa Jayawardhana.

Kerajaan berada di desa yang dulunya merupakan sebuah hutan yang berada di delta Sungai Brantas. Setelah berkembang pesat, desa tersebut berubah menjadi kerajaan dan dinamakan desa Majapahit. Nama Majapahit diambil dari nama buah maja yang memiliki rasa pahit. Buah maja banyak ditemukan di wilayah hutan yang merupakan tempat dimana kerajaan didirikan.

Letak pusat ibukota kerajaan berpindah-pindah, dari awalnya di Mojokerto saat era Raden Wijaya (1293-1309), kemudian dipindahkan ke Trowulan saat era Jayanegara (1309-1328), yang terakhir dipindahkan ke Daha atau Kediri saat era Brawijaya VI (1478-1489). Meskipun berpindah-pindah ibukota kerajaan tiga kali, namun ketiga wilayah masih sama-sama berada di Jawa Timur.

Ketika terpusat di Mojokerto, Kerajaan Majapahit berada di bawah kepemimpinan Raden Wijaya atau Kertarajasa Jayawardhana sebagai pendiri kerajaan sekaligus raja pertama. Saat itu ibukota Majapahit disebut sebagai Kutaraja. Letaknya tidak begitu jauh dari Pelabuhan besar Canggu yang berada di tepi Sungai Berantas.

Saat ibukota dipindahkan ke Trowulan di bawah kekuasaan Sri Jayanegara, letak kerajaan berada di sekitar 12 kilometer dengan Kota Mojokerto. Ibukota kerajaan berpindah ke Trowulan pada abad ke-14 dan merupakan kawasan kota yang sangat besar. Pusat pemerintahan kerajaan saat berada di Trowulan cukup lama, yakni sejak era Sri Jayanegara hingga abad ke-16 Masehi.

Pusat pemerintahan kerajaan berpindah lagi ke Daha atau Kediri akibat adanya ancaman serangan oleh Kesultanan Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa serta adanya beragam polemik internal. Posisi Kerajaan Majapahit menjadi semakin terdesak saat kerajaan berada di bawah kepemimpinan Brawijaya V atau Bhre Kertabumi.

Pada masa itu muncul Kesultanan Demak yang didirikan oleh Raden Patah yang merupakan pangeran dari Majapahit dan anak kandung Brawijaya V. Perkembangan pengaruh Islam yang sangat pesat mempengaruhi kerajaan sehingga pusat pemerintahan dipindahkan ke Daha dari yang sebelumnya di Trowulan. Daha sendiri dulunya adalah pusat pemerintahan Kerajaan Kadiri.

Editor terkait:

Kehidupan Kerajaan Majapahit

1. Kehidupan Politik Kerajaan Majapahit

Otoritas politik yang paling tinggi di kerajaan tersebut adalah Raja Majapahit yang merupakan penguasa dan penjelmaan dewa yang tertinggi. Para pejabat birokrasi membantu seorang raja dalam menjalankan kepemimpinannya. Dengan didukung birokrasi yang bersifat rinci, kekuasaan di kerajaan ini sifatnya desentralisasi dan teritorial.

2. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Majapahit

Beberapa prasasti yang merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit menyebutkan bahwa masyarakat di kerajaan tersebut bermata pencaharian sebagai penjual minuman, pengrajin emas, pengrajin perak, dan tukang daging. Kehidupan ekonomi masyarakat di kerajaan berkembang dan maju karena mata pencahariannya yang bervariasi, tidak hanya bertani saja.

3. Kehidupan Sosial Kerajaan Majapahit

Meskipun kerajaan bercorak Hindu, akan tetapi kerajaan menganut sistem kasta seperti India. Bedanya, sistem kasta di kehidupan istana kerajaan ini hanya teoritis saja. Orang-orang yang merupakan lapisan sosial masyarakat terbawah di kerajaan yakni Candala, Tuccha, dan Melccha. Undang-undang kerajaan menyatakan kedudukan wanita lebih rendah daripada pria.

4. Kehidupan Agama Kerajaan Majapahit

Agama yang dianut dalam kehidupan Kerajaan Majapahit yakni Budha dan Hindu. Toleransi agama sangat dijunjung tinggi yang terbukti pada masa kepemimpinan Raja Hayam Wuruk. Di masa kepemimpinannya, Raja Hayam Wuruk menganut agama Hindu Syiwa sementara patih Gajah Mada menganut agama Budha.

5. Kehidupan Budaya Kerajaan Majapahit

Perkembangan budaya di kerajaan ini sangat pesat. Bukti perkembangan pesat budayanya adalah banyak karya sastra yang dihasilkan seperti Kitab Kunjarakarna, Kitab Negarakertagama, hingga Kitab Sutasoma. Kerajaan juga meninggalkan jejak sejarah budaya seperti candi dan prasasti.

Sistem dan Perkembangan Pemerintahan Kerajaan Majapahit

Ada banyak pemberontakan internal yang terjadi di kerajaan ini. Awalnya kerajaan tersebut didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293 M. Gelar yang diperolehnya sebagai raja pertama Kerajaan Majapahit adalah Prabu Kertajasa Jayawardhana. Beliau wafat setelah memimpin kerajaan selama 16 tahun kemudian digantikan oleh Kalagement bergelar Sri Jayanegara.

Sri Jayanegara ialah anak Raden Wijaya dan berkuasa di kerajaan dari tahun 1309-1328 M. Masa kepemimpinan beliau berakhir setelah dibunuh oleh tabib yang dendam kepadanya. Setelah itu beliau digantikan oleh saudara perempuannya bernama Tribuwanatunggadewi. Beliau memimpin dari tahun 1328-1350.

Saat memimpin kerajaan, muncul seseorang bernama Gajah Mada dan ia berhasil melakukan peredaman terhadap kejadian pemberontakan pada masa itu. Oleh sebab hal itu, ia diangkat sebagai Mahapatih Amangkubumi. Pada tahun 1350, kepemimpinan Tribuwanatunggadewi digantikan oleh Hayam Wuruk yang merupakan puteranya.

Ketika masa pemerintahan Kerajaan Majapahit berada di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk bersama Gajah Mada sebagai patihnya, kerajaan mengalami masa puncak kejayaan karena telah berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara. Di puncak kejayaannya, kehidupan politik kerajaan sangatlah teratur.

Silsilah Raja Kerajaan Majapahit

1. Raden Wijaya

Raja pertama kerajaan ini memiliki gelar Kertarajasa Jayawardhana dan berkuasa dari tahun 1293-1309 Masehi.

2. Kalagamet

Gelar raja kedua kerajaan yakni Sri Jayanegara. Beliau berkuasa sejak tahun 1309-1328 Masehi.

3. Sri Gitarja

Raja yang ketiga berkuasa dari tahun 1328-135 Masehi dan memiliki gelar Tribuanatunggadewi.

4. Hayam Wuruk

Raja ketiga digantikan oleh Raja yang bergelar Sri Rajasanagara. Raja keempat ini berkuasa dari tahun 1350-1389 Masehi.

5. Kusumawardani Wikramawardhana

Raja kelima berkuasa dari tahun 1389-1399 Masehi.

6. Suhita

Raja kelima digantikan oleh Raja Suhita dan berkuasa pada tahun 1399-1429 Masehi.

7. Kertawijaya

Gelar yang diberikan kepada raja ketujuh ini adalah Bhre Tumapel. Beliau berkuasa dari tahun 1477-1451 Masehi.

8. Raja sawardhana

Raja kedelapan berkuasa dari tahun 1451-1452 Masehi.

9. Purwawisesa

Raja Purwawisesa berkuasa dari tahun 1456-1466 Masehi.

10. Kertabumi

Raja terakhir berkuasa dari tahun 1466-1478 Masehi.

Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit

Puncak kejayaan kerajaan yakni saat berada di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk. Bersama patihnya bernama Gajah Mada, Raja Hayam Wuruk mampu menaklukkan kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara. Selain itu, Raja Hayam Wuruk dengan patihnya berhasil memperluas kekuasaan ke berbagai negara lain seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura.

Editor terkait:

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit

Keruntuhan Kerajaan Majapahit bermula dari wafatnya Raja Hayam Wuruk. Pada saat itu banyak Kerajaan Islam yang menduduki Jawa. Konflik internal juga menjadi salah satu penyebab keruntuhan kerajaan. Perang Paregreg melemahkan kerajaan dan merebut kekuasaan kerajaan setelah wafatnya Raja Hayam Wuruk.

Setelah Raja Hayam Wuruk wafat, kerajaan semakin goyah karena tidak ada yang secakap beliau serta patihnya Gajah Mada ketika mempertahankan tahta kerajaan pada masanya. Kerajaan runtuh saat Kerajaan Demak yang dipimpin oleh Pati Unus menyerang. Karena penyerangan itulah pemerintahan Majapahit berhasil diduduki dan diambil alih oleh Kerajaan Demak.

Peninggalan Kerajaan Majapahit

1. Candi Penataran

Lokasi Candi Penataran berada di Desa Penataran, Blitar. Peninggalan Kerajaan Majapahit ini adalah candi bercorak Hindu yang memiliki kompleks paling luas yang ada di Jawa Timur. Candi Penataran didirikan pada masa pemerintahan Raja Srengga sekitar tahun 1200 Masehi. Raja Srengga berasal dari Kerajaan Kediri.

2. Kitab Negarakertagama

Kitab tersebut merupakan karangan Mpu Prapanca dan merupakan peninggalan kerajaan yang dianggap paling berharga. Di dalam kitab Negarakertagama diceritakan banyak kisah seputar perjalanan serta sejarah Kerajaan Majapahit. Perjalanan kerajaan seperti beberapa wilayah kekuasaan kerajaan, keadaan kota, hingga berbagai kebijakan Raja semuanya ada di kitab itu.

3. Kitab Sutasoma

Pengarang Kitab Sutasoma yaitu Mpu Tantular. Mpu Tantular mengarang kitab tersebut pada abad ke-14. Terdapat semboyan NKRI ‘Bhinneka Tunggal Ika’ di dalam kitab tersebut yang masih digunakan oleh Negara Indonesia sampai saat ini.

3. Situs Trowulan

Salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit ini berada di Jawa Timur, tepatnya di daerah Mojokerto. Situs tersebut terdiri dari beberapa bangunan penting yang merupakan peninggalan kerajaan seperti Candi Menak Jingga, Makam Troloyo, Candi Tikus, Gapura Bajang Ratu, Kolam Segaran serta bangunan-bangunan lain yang dulunya dihuni oleh para bangsawan.

4. Arsitektur unik

Kerajaan juga meninggalkan beberapa arsitektur unik seperti bangunan atap susun, arsitektur pendopo, serta komplek masjid, lapangan, keraton, serta pasar. Beberapa bangunan kerajaan Islam dengan model arsitektur Majapahit-Hindu contohnya yaitu Keraton Kasepuhan Cirebon, Keraton Demak, dan Masjid Kudus.

5. Beberapa candi

Kerajaan Majapahit memiliki beberapa peninggalan berupa candi-candi. Candi-candi tersebut antara lain Candi Jabung yang berada di Probolinggo Jawa Timur, Candi Sukuh dan Candi Cetho yang berada di Karanganyar Jawa Tengah. Semua candi peninggalan kerajaan memiliki bentuk dan arsitektur yang unik dan berbeda satu sama lain.

Baca juga kumpulan materi tentang Sejarah Kerajaan atau materi menarik lainnya di Coinone