Pendiri Kerajaan Kediri: Sejarah, Letak, Raja-raja, Keruntuhan dan Peninggalan

Asal usul dan Sejarah Singkat Kerajaan Kediri

Kediri merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah ada di Pulau Jawa, bahkan juga di seluruh nusantara. Kerajaan Kediri ini adalah kerajaan Hindu di bagian timur Jawa dengan ibukotanya yaitu Daha yang sekarang berada di dekat Kota Kediri saat ini. Pusat pemerintahan tersebut memiliki kepanjangan Dahanapura yang memiliki maksud daerah api.

Pemerintahan ini berdiri selama hampir 200 tahun lamanya yakni dimulai sekitar awal abad kesepuluh. Konon, kerajaan tersebut adalah salah satu hasil pembagian dari Kahuripan yang merupakan kekuasaan yang lebih besar lagi. Oleh karena putra-putra raja tersebut saling bersaing mendapatkan kekuasaan, maka sang raja terpaksa membaginya.

Letak dan Pendiri Kerajaan

Kerajaan Kediri berada di wilayah Jawa Timur sekarang ini. Dengan area sentralnya terletak di Daha, sekarang ini berada di sekeliling Kediri. Lokasi pastinya ada di tepian sungai yang cukup populer, yaitu Sungai Brantas. Bentangan alam tersebut juga merupakan salah satu faktor pendukung dari beragam aktivitas seperti kegiatan ekonomi hingga mobilisasi masyarakatnya.

Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa kerajaan tersebut merupakan pembagian dari satu kerajaan menjadi dua. Sebab itulah pendirinya diyakini adalah satu raja yang sebelumnya memegang tahta. Raja tersebut merupakan Airlangga atau Erlangga yang cukup terkenal. Ia sebagai Raja dari Negeri Kahuripan, memecah kerajaan tersebut dan terbentuklah salah satunya Kerajaan Kediri.

Tidak ada asal usul yang baku mengenai tokoh sebenarnya yang berandil besar terhadap berdirinya kerajaan tersebut. Namun, yang dapat dipastikan adalah penguasa yang pertama kali memerintahnya adalah Sri Samarawijaya yang merupakan salah satu buah hati dari Raja Airlangga. Diperkirakan bahwa dia berkuasa atas wilayah tersebut pada tahun 1042 Masehi.

Kehidupan Kerajaan Kediri

1. Kehidupan Politik Kerajaan Kediri

Seiring dengan perkembangannya, Kerajaan Kediri mampu menyebarkan pengaruhnya hingga ke berbagai belahan wilayah. Bahkan, pengaruhnya begitu besar sampai mampu mengalahkan kewibawaan Sriwijaya sebagai salah satu kerajaan dengan eksistensi yang begitu luas dan kuat di benak seluruh negeri yang dulu menempati wilayah Indonesia.

Kompetisi dengan wilayah saudaranya, yakni kekuasaan Jenggala yang merupakan bagian lain dari Kahuripan, juga bukan menjadi tandingannya lagi. Bahkan di tangan salah satu rajanya yang masyur, mampu menggabungkan lagi kedua negeri tersebut hingga menjadi satu seperti semula.

2. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kediri

Perekonomian masyarakat kerajaan tersebut sangat didukung dengan kondisi dan letak alamnya yang berada di sekitar dataran tinggi. Kediri cukup populer dengan berasnya yang berlimpah ruah. Inilah salah satu komoditas unggulan bagi masyarakatnya kala itu. Selain itu, terdapat pula hasil alam lainnya berupa kapas.

Kerajaan Kediri juga dikenal dengan kain sutranya yang berkualitas. Beberapa aktivitas masyarakatnya dalam menopang kehidupannya yaitu dengan beternak serta jual-beli dengan beberapa pihak di luar wilayahnya. Beberapa barang seperti pohon cendana, emas, dan beberapa logam bermanfaat lainnya merupakan objek penjualan mereka.

Pihak kerajaan juga menerapkan kebijakan untuk membayar pajak kepada segenap rakyatnya. Hal itu dibebankan pada beberapa barang perdagangan seperti hasil pertanian, perkebunan, serta beberapa hewan ternak seperti halnya sapi dan kerbau.

3. Kehidupan Sosial Kerajaan Kediri

Aktivitas keseharian rakyat Kerajaan Kediri sudah cukup maju dan hampir seperti masyarakat modern. Mereka telah mengenal pakaian yang menutupi keseluruhan anggota tubuh. Rakyatnya juga memiliki kebiasaan yang bersih dengan memiliki kegiatan tertentu untuk bersama-sama membersihkan area sekitarnya.

Pada saat prosesi pernikahan pun, pihak lelaki wajib untuk memberikan beberapa barang atau harta kepada perempuan layaknya mas kawin pada umumnya. Kerajaan ini bercorak Hindu-Budha sehingga ada cukup banyak ritual untuk melakukan penyembahan kepada Hyang Widhi ataupun Sang Budha.

Pemimpinnya begitu memperhatikan setiap warganya dengan teliti. Dalam salah satu bukti peninggalan kerajaan tersebut yang berupa Kitab bernama Lubdaka, dapat dikutip bahwa warga di sana menjadi objek perhatian pemimpinnya. Meskipun bercorak Hindu, namun tidak ada diskriminasi antar golongan. Hal itu karena akhlak serta perilaku menjadi parameter dari harga diri seorang individu.

4. Kehidupan Agama Kerajaan Kediri

Negeri yang pernah menempati kawasan Jawa Timur tersebut memiliki kehidupan agama yang masih sangat kental. Agama Hindu yang menjadi kepercayaan mayoritas begitu dipegang erat oleh hampir semua orang yang tinggal di sana pada masa itu. Sang raja sendiri juga merupakan seorang yang cukup religius.

Beragam area peribadatan didirikan di berbagai kawasan sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Pencipta. Salah satu penguasanya yang dikenal bahkan hingga saat ini, yaitu Jayabaya, juga merupakan seorang yang sangat taat pada kepercayaannya. Ia telah dikenal sebagai sosok yang gemar sekali melakukan meditasi di tempat-tempat terpencil nan hening.

Tak heran jika ia dipercaya mempunyai kemampuan spiritual yang begitu sakti hingga mampu untuk melakukan beragam pantangan yang ekstrim. Beberapa diantaranya yaitu bisa bertahan dari tidur dan puasa untuk beberapa waktu lamanya. Ia dapat meramal banyak hal mengenai perkembangan jaman. Salah satunya yaitu hadirnya teknologi transportasi kendaraan bermotor telah diprediksi olehnya.

5. Kehidupan Budaya Kerajaan Kediri

Berbagai macam peninggalan kerajaan tersebut bisa ditemukan dengan mudah di beberapa tempat bekas kekuasaannya. Deretan prasasti mulai dari tanah daerah utara hingga selatan bekas Kerajaan Kediri bisa dinikmati hingga sekarang. Masing-masing prasasti tersebut menggambar beberapa kisah atau ada juga yang merupakan hadiah dari pihak istana untuk masyarakat di sana.

Tak ketinggalan juga daftar candi-candi juga merupakan hasil budaya dari kerajaan tersebut. Selain itu, ada pula beragam hasil kebudayaannya yang mendukung berkembangnya bahasa serta sastra Jawa kuno. Berbagai kitab sebagai buku penulis kejadian-kejadian masa itu tercipta sehingga membuktikan betapa pihak istana begitu mengapresiasi sastrawan kala itu.

Editor terkait:

Sistem dan Perkembangan Pemerintahan Kerajaan Kediri

Dalam perkembangannya, kerajaan ini melakukan pergiliran tahta raja. Pada awal berdiri, Jayawarsa merupakan penguasa yang pertama kali. Setelah itu dilanjut oleh Kameshawara yang memerintah selama 15 tahun lamanya semenjak tahun 1115. Tongkat estafet pemerintahan dilanjutkan oleh Jayabaya.

Di tangan raja tersohor itulah Kerajaan Kediri meraih puncak kemajuannya. Banyak hal diraih oleh kerajaan tersebut di tangannya. Ia dikenal sebagai sosok raja yang begitu memperhatikan rakyatnya. Sarwaswera menjadi penerus dari Jayabaya untuk memegang kendali pemerintahan. Ia merupakan sosok religius yang memegang falsafah hidup Hindu dan ingin semua orang mencapai Moksha.

Selama perkembangannya, kerajaan ini dikenal sebagai sebuah negeri yang ramah terhadap warganya. Pemangku kekuasaan selalu dipegang oleh mereka-mereka yang peduli terhadap warganya. Sebelum Kerajaan Kediri sirna, Kertajaya menjadi raja paling akhir sebelum digulingkan oleh Ken Arok.

Silsilah Raja-raja Kerajaan Kediri

1. Sri Samarawijaya

Ia merupakan pihak yang menjadi faktor terbangunnya Kerajaan Kediri. Namun, tidak ada bukti nyata baik berupa kitab ataupun prasasti yang menceritakan bagaimana kondisi pada saat ia berkuasa. Inilah yang membuat sejarahnya tidak terlalu pasti.

2. Sri Jayawarsa

Sama dengan raja sebelumnya, belum ada sumber yang begitu jelas mengisahkan penguasa satu ini. Hanya dapat dipastikan bahwa ia merupakan seorang pemimpin yang sangat simpatik terhadap warganya. Hal ini ditemukan pada prasasti Panumbangan yang merupakan satu-satunya yang menjelaskan mengenai dirinya.

3. Bameswara

Berbeda dari dua pemimpin sebelumnya, raja ini disebut pada beberapa peninggalan. Lebih dari dua prasasti mengisahkan perjalanan hidupnya. Isinya kebanyakan menceritakan mengenai kehidupan spiritual sehingga dapat disimpulkan bahwa ia adalah salah satu tokoh yang begitu memegang erat kepercayaan yang dianut.

4. Jayabaya

Sri Jayabaya memimpin Kerajaan Kediri selama kurang lebih 22 tahun. Ia memiliki gelar yang cukup panjang selaras dengan keberhasilannya mengantarkan negeri tersebut kepada waktu-waktu emasnya. Hal ini ditandai dengan diraihnya kekuasaan Jenggala sehingga Kahuripan yang merupakan pendahulu kedua kerajaan tersebut bisa kembali menyatu.

Pada masanya, mewariskan beragam catatan sejarah yang dapat dipelajari hingga saat ini. Banyak karya-karya bermunculan untuk menceritakan dengan detail mengenai kebesarannya. Beragam prasasti juga bermunculan sebagai penanda bahwa banyak warga yang juga mengagumi dirinya. Jayabaya mempunyai empat buah hati bersama dengan Dewi Sara yang merupakan istrinya.

5. Sarweswara

Catatan batu Padelegan merupakan bukti dari keberadaan raja ini yang menggantikan Jayabaya. Seperti halnya pendahulunya, ia merupakan sosok yang perhatian dan ramah, serta patuh terhadap ajaran yang dianutnya.

6. Kertajaya

Ia merupakan penguasa purna yang menjadi ujung cerita dari Kerajaan Kediri. Ia berkuasa selama kurang lebih 28 tahun dan berakhir sama seperti runtuhnya Kediri, yaitu tahun 1222 Masehi. Ia gagal menghalau serangan oleh Singasari dengan ambisi pemimpinnya, yaitu Ken Arok.

Asal mula mengapa ia tidak berhasil menjaga eksistensi Kediri yakni karena keinginannya untuk dipandang sebagai manifestasi dari Dewa. Kaum bangsawan menolak hal ini dan mencari dukungan dari Singosari. Sang raja sendiri justru memperkuat tentaranya sehingga akhirnya terjadi perseteruan, namun akhirnya kalah.

Masa Kejayaan Kerajaan Kediri

Masa emas kerajaan ini ditandai dengan banyaknya wilayah yang menjadi kekuasaannya. Seperti yang sudah diketahui, Raja Jayabaya merupakan orang yang berandil besar dalam hal itu. Area kerajaan pada masa itu diperkirakan cukup luas hingga mencapai tanah Andalas.

Beragam hasil bumi juga bertaburan sehingga membuat warganya mencapai kemakmuran. Bahkan, pada salah satu catatan Cina, menggambarkan bahwa Kerajaan Kediri memang mengalami puncak kejayaan di tangannya.

Pemimpin tersebut memang mempunyai pandangan yang begitu jauh ke depan. Berbagai perencanaan juga dilakukan hingga akhirnya dapat terealisasikan dengan baik. Sifatnya juga rendah hati bahkan terhadap warganya sendiri. Ia sangat mendukung berbagai hal untuk kemajuan pemerintahannya seperti dibentuknya sistem hukum yang kokoh.

Editor terkait:

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Kediri

Kemunduran Kediri diakibatkan oleh perseteruan antara kaum elit di dalamnya. Keinginan Kertajaya agar dipandang sebagai salah satu sinar-sinar Sang Kuasa disinyalir melanggar kepercayaan. Oleh sebab itulah, Kaum Brahma mengharapkan dukungan Ken Arok untuk menyerang Raja. Ia pun berhasil dan akhirnya Kediri jatuh ke tangannya.

Prasasti dan Bukti Peninggalan Kerajaan Kediri

1. Kitab-Kitab

Berbagai kitab yang terkenal yaitu Lubdakan buatan Tan Akung, Mahabarata yang diciptakan oleh Resi Wiyasa, serta Smaradahana hasil tulisan Dharmaja. Selain itu, kitab Arjuna Wiwaha, Gatutkacasraya, dan Krisnaya juga menjadi buku peninggalannya.

2. Prasasti

Batu ukir peninggalannya juga cukup banyak, beberapa diantaranya yaitu:

  1. Prasasti Ngantang yang menceritakan masa kejayaan Kerajaan Kediri.
  2. Batu Panumbangan pada abad 11 Masehi.
  3. Batu Banjaran dengan cerita penaklukan Jenggala.
  4. Batu Kamulan pada akhir abad ke-12.

3. Candi

Beberapa bangunan candi yang merupakan warisan Kerajaan Kediri yaitu:

  1. Candi Penataran, terletak di kaki Gunung Kelud
  2. Candi Tuban
  3. Candi Tondowongso
  4. Candi Miri Gambar
  5. Candi Gurah

Baca juga kumpulan materi tentang Sejarah Kerajaan atau materi menarik lainnya di Coinone