Pendiri Kerajaan Mataram Kuno: Sejarah, Letak, Raja-raja, Keruntuhan dan Peninggalan

Asal usul dan Sejarah Singkat Kerajaan Mataram Kuno

Mataram Kuno adalah sebuah kerajaan yang bercorak agama Hindu dan Buddha. Corak inilah yang membedakannya dengan kerajaan Mataram Islam. Keberadaannya didahului oleh Kerajaan Kalingga. Kerajaan Mataram Kuno memiliki sejarah yang cukup panjang terhitung dari masa pendiriannya. Panjangnya sejarah kerajaan ini diwarnai dengan beragamnya model pemerintahannya.

Bukti-bukti mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari candi, kitab-kitab, sumber sejarah dari Cina, dan juga prasasti. Selain itu, kerajaan ini memiliki salah satu peninggalan yang eksis sampai sekarang yaitu Candi Borobudur. Candi ini menjadi salah satu bukti mengenai sejarah Kerajaan Mataram Kuno yang cukup panjang dengan diwarnai perkembangan pemerintahan yang bercorak agama Hindu dan Buddha.

Letak dan Pendiri Kerajaan Mataram Kuno

Letak kerajaan yang berjuluk Bumi Mataram ini berpindah-pindah. Ketika didirikan oleh Sanjaya, kerajaan ini terletak di sekitar daerah Yogyakarta. Dalam perkembangan pemerintahannya berpindah-pindah ke daerah Mamrati dan Pohpitu yang sekarang menjadi kawasan Kedu atau Magelang. Setelah itu, letak kerajaan ini dikembalikan di Yogyakarta.

Pada akhirnya kerajaan ini dipindahkan ke daerah Jawa Timur oleh Mpu Sindok di daerah Tamwlang. Setelah itu dipindahkan lagi ke daerah Watugaluh hingga keruntuhannya. Kedua daerah ini sekarang menjadi bagian dari area Jombang. Keruntuhan kerajaan ini disertai dengan munculnya berbagai kerajaan penerus dari wangsa-wangsa penguasanya.

Pendiri Kerajaan Mataram Kuno sendiri adalah Raja Sanjaya. Hal ini dibuktikan dalam peninggalan-peninggalan berupa Cerita Parahyangan dan Prasasti Mantyasih. Keduanya menyatakan bahwa Sang Sanjaya adalah pendiri sekaligus raja pertama. Pengangkatannya sebagai raja juga menandai berdirinya dinasti atau wangsa Sanjaya yang bercorak agama Hindu.

Berdirinya Mataram Kuno juga membuktikan bahwa Sanjaya mampu mendirikan sebuah kerajaan yang sangat makmur. Dia mampu memerintah dengan bijak dan memahami kitab suci sebagai pedomannya. Selain itu, toleransi beragama juga ditujukan pada pengikut Buddha walaupun Sanjaya sendiri menganut ajaran Hindu Syiwa.

Kehidupan Kerajaan Mataram Kuno

1. Kehidupan Politik kerajaan mataram kuno

Kehidupan politik di Kerajaan Mataram Kuno dipengaruhi oleh wangsa yang menjadi pemerintahnya. Wangsa ini berasal dari agama Hindu dan Buddha. Faktor perbedaan kedua agama ini juga menjadi perpecahan antara wangsa satu dengan yang lain. Hal ini yang memperumit situasi politiknya. Walaupun begitu, pada akhirnya perpecahan politik dapat diselesaikan karena toleransi agama yang dijunjung tinggi.

Sistem birokrasi di kerajaan ini juga sangat rapi. Dalam sistem pemerintahannya, terdapat posisi jabatan yang disebut Rakryan dengan berbagai tugas berbeda. Tugas-tugas itu meliputi administrasi, penguasa daerah, dan juga pembantu raja.

2. Kehidupan Ekonomi kerajaan mataram kuno

Pada masa pendiriannya, ekonomi Kerajaan Mataram Kuno berasal dari kegiatan pertanian agraris. Padi menjadi komoditas utama untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Selain itu, kegiatan beternak dan bercocok tanam menjadi salah satu penopang ekonominya. Hasil dari kegiatan-kegiatan tersebut diperdagangkan ke berbagai wilayah di Pulau Jawa.

3. Kehidupan Sosial kerajaan mataram kuno

Kehidupan sosial pada masa Kerajaan Mataram Kuno sendiri sangat dipengaruhi oleh ajaran Hindu dan Buddha. Walaupun ajarannya berbeda, toleransi yang dijunjung di kerajaan ini sangatlah tinggi. Oleh karena itu, secara sosial rakyat yang beragama Hindu dan Buddha bisa hidup berdampingan meskipun sempat terjadi perebutan kekuasaan antar wangsa akibat perbedaan kedua ajarannya.

4. Kehidupan Agama kerajaan mataram kuno

Agama sangat mempengaruhi sistem pemerintahan Mataram Kuno. Wangsa-wangsa yang pernah memerintah kerajaan ini memiliki corak agama yang berbeda yaitu Hindu atau Buddha. Perbedaan ini sempat menimbulkan perpecahan dengan timbulnya perebutan kekuasaan. Walaupun begitu, toleransi tetap dijunjung tinggi sehingga pihak-pihak yang berselisih paham atas dasar agama bersatu kembali.

5. Kehidupan Kebudayaan kerajaan mataram kuno

Kehidupan Kebudayaan di Kerajaan Mataram Kuno juga sangat dipengaruhi oleh agama Hindu dan Buddha. Peninggalannya yang berupa berbagai candi mencerminkan corak dari agama Hindu dan Buddha pada bentuk bangunannya.

Budaya toleransi juga menjadi hal yang sangat dijunjung tinggi oleh kerajaan ini. Hal ini dibuktikan dengan berdamainya dua wangsa karena sadar akan nilai toleransi yang menjadi hal utama. Peribadatan dari kedua agama ini dapat dilakukan secara bersamaan tanpa permusuhan antara umatnya.

Editor terkait:

Sistem dan Perkembangan Pemerintahan

Sistem pemerintahan di Kerajaan Mataram kuno cukup rapi. Terdapat berbagai posisi yang memiliki fungsi tersendiri agar proses pemerintahan bisa berjalan dengan lancar. Posisi ini disebut dengan Rakryan.

Rakryan memiliki berbagai tugas sesuai dengan ketentuan. Ada Rakyan yang bertugas untuk mengurus Administrasi kerajaan, Ada juga Rakryan yang bertugas untuk memerintah daerah-daerah kekuasaan. Selain itu, ada Rakryan yang bertugas sebagai pembantu umum kerajaan.

Silsilah Raja-Raja Mataram Kuno

1. Rakai Mataram atau Sang Sanjaya

Sang Sanjaya adalah penguasa atau raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Mataram Kuno pada tahun 717 – 746 masehi. Dia memerintah dengan adil dan bijaksana. Sangat paham mengenai isi kitab suci dan menjunjung tinggi toleransi. Namanya disebut di Prasasti Mantyasih, Canggal, dan Cerita Parahyangan.

2. Rakai Panangkaran

Rakai Panangkaran merupakan penguasa Mataram Kuno yang kedua pada tahun 746 – 784 masehi, Dia memerintah dengan bijak. Umat Hindu dan Buddha dibiarkan hidup berdampingan dengan menjalin hubungan keduniawian seperti biasanya. Namanya banyak disebutkan dalam prasasti Kalasan. Pada masa pemerintahannya, dia juga membuat Candi Kalasan untuk memuja istri Bodhisatwa Gautama.

3. Rakai Panunggalan

Rakai Pananggalan merupakan penguasa Mataram Kuno yang ketiga setelah Rakai Panangkaran pada tahun 784 – 803 masehi. Namanya disebutkan di Prasasti Matyasih. Rakai Panunggalan juga memiliki julukan lain seperti Rakai Panaraban dan juga dihubung-hubungkan dengan tokoh Dharanindra yang terkenal.

4. Rakai Warak

Rakai Warak merupakan penguasa keempat Kerajaan Mataram Kuno pada tahun 803 – 827 masehi. Tidak banyak prasasti yang menceritakan tentang proses pemerintahannya. Selain itu, pengaruhnya dinilai kurang begitu besar dalam menjalankan pemerintahan sehingga digantikan sementara oleh Dyah Gula.

5. Rakai Garung

Rakai Garung merupakan penguasa Mataram Kuno yang kelima pada tahun 828 – 847 masehi. Pada masa pemerintahannya, dia mengeluarkan Prasasti Pengging. Sebelum menjadi raja, dia sudah menempati jabatan Rakryan yang terhitung cukup tinggi.

6. Rakai Pikatan

Rakai Pikatan Merupakan penguasa Mataram Kuno yang keenam pada tahun 847 – 855 masehi. Pada masa pemerintahannya, dia begitu bersemangat untuk menyatukan Wangsa Sanjaya dan Syailendra. Usaha ini dilakukan melalui pernikahannya dengan Pramowardhani. Dalam pemerintahannya dia menulis  Prasasti Code, Ratu Bokon, dan juga Pereng.

7. Rakai Kayuwangi

Rakai Kayuwangi merupakan penguasa ketujuh Kerajaan Mataram Kuno pada tahun 855 – 885 masehi. Sistem birokrasinya sangat teratur dengan adanya staf penasihat berupa mahapatih yang mengetuai lima patih untuk membantu pemerintahan Dalam pemerintahannya, dia menulis Prasasti Surabaya, Argopuro, dan Ngabean.

8. Rakai Watuhumalang

Rakai Watuhumalah merupakan penguasa Mataram Kuno yang kedelapan pada tahun 894 – 898 masehi. Sebelum dia berkuasa terjadi berbagai perebutan kekuasaan kerajaan setelah Rakai Kayuwangi yang kebanyakan tak tercatat sejarah. Rakai Watuhumalang sendiri tidak menulis prasasti apapun selama pemerintahannya.

9. Rakai Watukura Dyah Balitung

Rakai Watukura Dyah Balitung adalah penguasa Mataram Kuno yang kesembilan pada tahun 898 – 913 masehi. Dia berhasil menyatukan kerajaan dari perpecahan antar perang saudara. Selain itu, Mataram Kuno mengalami perkembangan yang pesat dengan menguasai wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Dia juga menulis Prasasti Wonogiri, Djedung, Mantyasih, dan Penampihan

Setelah pemerintahan Rakai Watukura Dyah Balitung, tahta diturunkan kepada Mpu Daksa. Dari Mpu Daksa inilah tahta diturunkan berturut-turut sampai pada Mpu Sindhok yang memindahkan Mataram Kuno ke Jawa Timur.

Masa Kejayaan Kerajaan Mataram Kuno

Puncak dari masa kejayaan Kerajaan Mataram Kuno ketika Rakai Watukura Dyah Balitung berkuasa. Dia berhasil menyatukan perpecahan yang terjadi di dalam kerajaan. Selain itu, dia memperbaiki sistem pemerintahan Mataram Kuno sehingga rakyatnya menjadi lebih makmur.

Mataram Kuno juga berhasil memperluas wilayah kekuasaannya yang meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Pulau Bali pada masa pemerintahan Rakai Watukura Dyah Balitung. Dia juga menulis Prasasti Mantyasih yang menjelaskan sejarah Mataram Kuno yang menjadi sumber rujukan sampai sekarang.

Edotr Terkait:

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno

1. Perebutan Kekuasaan dalam Kerajaan

Perebutan kekuasaan menjadi salah satu penyebab runtuhnya Mataram Kuno. Walaupun dampaknya tidak dirasakan secara langsung, perebutan ini membuat pemerintahan menjadi tidak stabil sehingga potensi kehancuran semakin besar.

Perebutan kekuasaan sudah terjadi sejak masa Rakai Panangkaran antara Wangsa Sanjaya dan Wangsa Syailendra. Selain itu, kekuasaan juga kembali pecah setelah Rakai Kayuwangi berkuasa. Hal inilah yang membuat pemerintahan kacau balau sehingga berpotensi mengalami keruntuhan.

2. Bencana Alam

Bencana alam juga menjadi salah satu penyebab runtuhnya Mataram Kuno. Kondisi geografis kerajaan yang terletak di dekat Gunung Merapi sangat berdampak buruk. Apalagi ketika Gunung Merapi meletus, hal ini diduga menjadi penyebab Mpu Sindhok memindahkan pemerintahan Mataram Kuno ke Jawa Timur.

3. Serangan Kerajaan Sriwijaya

Serangan kerajaan Sriwijaya menjadi penyebab utama runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno. Serangan Kerajaan Sriwijaya sebenarnya dipelopori oleh dendam Balaputradewa kepada Rakai Pikatan. Serangan ini semakin menunjukkan dampak yang buruk setelah pemerintahan Dyah Balitung berakhir.

Setelah Mpu Sindhok memindahkan Mataram Kuno ke Jawa Timur, Kerajaan Sriwijaya justru semakin leluasa melakukan serangan. Serangan tersebut memperparah kondisi kerajaan. Akhirnya, Kerajaan Sriwijaya berhasil meruntuhkan Mataram Kuno pada tahun 1016 masehi.

Prasasti dan Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

1. Candi Kalasan

Candi Kalasan merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang bercorak Buddha. Candi ini dibangun oleh Rakai Panangkaran untuk menghormati istri dari Boddhisatwa Gautama. Lokasi candi ini berada di Sleman.

2. Prasasti Mantyasih

Prasasti Mantyasih merupakan salah satu peninggalan Mataram Kuno yang ditulis oleh Rakai Watukura Dyah Balitung. Berisikan sejarah dan silsilah raja-raja Mataram Kuno sebelum pemerintahannya berlangsung.

3. Candi Prambanan

Candi Prambanan merupakan peninggalan Mataram Kuno yang bercorak Hindu. Candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan. Candi ini dibangun sebagai simbol kebangkitan Wangsa Sanjaya ketika memerintah Mataram Kuno. Lokasi candi ini juga berada di Sleman.

4. Candi Borobudur

Candi Borobudur merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang bercorak Buddha. Candi ini sempat menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Walaupun sekarang sudah tidak lagi termasuk di dalamnya, Candi Borobudur masih diakui sebagai warisan kebudayaan dunia oleh UNESCO.

Baca juga kumpulan materi tentang Sejarah Kerajaan atau materi menarik lainnya di Coinone