Pendiri Kerajaan Kutai: Sejarah, Letak, Raja-raja, Keruntuhan, Peninggalan

Asal usul dan Sejarah Singkat Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai merupakan sebuah kerajaan Hindu tertua yang ada di Indonesia. Pasalnya kerajaan yang satu telah ada sejak tahun 400 Masehi yang bertempat di  Kalimantan Timur. Secara otomatis Kerajaan Kutai inilah awal dari adanya Kerajaan Hindu, baik itu di Indonesia maupun di Asia Tenggara.

Pengetahuan mengenai sejarah Kerajaan Kutai sendiri memang tidak tertulis secara runtut. Semua pengetahuan tersebut di dapat dari beberapa yupa yang ditemukan di Kutai. Pada jaman dahulu, yupa berfungsi sebagai batu atau tugu batu upacara pengorbanan. Di mana yupa juga berfungsi sebagai lambang jayanya raja-raja yang memimpin kerajaan.

Sampai saat ini pun nama asli dari Kerajaan Kutai belum juga diketahui. Karena belum ditemukan prasasti yang mencatat nama aslinya. Sedangkan dalam prasati yupa hanya ditemukan informasi tentang kerajaan yang ditulis dalam bahasa sansekerta. Bahkan setiap yupa yang ditemukan memerlukan waktu hampir setengah abad.

Di mana dalam sejarah ditemukannya kerajaan tersebut terjadi dalam dua tahap pencarian. Pada tahap pertama ada empat prasasti yupa yang berhasil diketahui keberadaanya. Tepatnya saat itu masih pada tahun 1878. Selanjutnya menyusul di tahun 1940, ditemukanlah ketiga prasasti lainnya. Sehingga kini prasasti tersebut berjumlah tujuh.

Letak dan Pendiri Kerajaan Kutai

Meski belum diketahui nama asli dari Kerajaan tersebut. Tapi dalam buku induk sejarah. Kerajaan Kutai menjadi bagian dari Kalimantan Timur. Tepatnya yaitu di tepi Sungai Mahakam. lokasi tersebut menjadi yang paling akurat karena banyak ditemukan berbagai benda arkeolog atau bukti sejarah di daerah tersebut.

Kesultanan yang satu ini didirikan oleh Kudungga yang mana ia juga menjadi raja pertama Kerajaan Kutai. Mulanya Kudungga bukanlah orang yang beragama Hindu.

Semuanya dimulai dari abad ke 5 masehi. Saat itu, Kudungga menjabat sebagai kepala adat atau orang yang berpengaruh di daerah tersebut.

Selanjutnya persebaran agama Hindu mulai meluas dan sampai di daerah yang ditempati Kudungga. Sehingga ia pun mengubah pemerintahan dengan sistem kerajaan. Dan pada saat itulah Kudungga menjadi raja pertama di Kerajaan Kutai

Kehidupan di Kerajaan Kutai

1. Kehidupan politik Kerajaan Kutai

Politik yang terjadi selama Kerajaan Kutai berdiri nyatanya juga dijelaskan pada prasasti yupa yang telah ditemukan. Di mana Raja terbesar yang membawa Kerajaan Kutai pada masa kejayaan adalah Mulawarman. Mulawarman adalah generasi kedua dari Kudungga alias anak dari Aswawarman.

Sedangkan dalam tulisan Sansekerta tersebut juga dijelaskan bahwa Raja Aswawarman sendiri merupakan pendiri keluarga kerajaan. Ia bahkan disebut-sebut sebagai Dewa matahari.

2. Kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai

Dalam hal keadaan ekonomi sendiri kerajaan Kutai diceritakan memiliki ekonomi yang stabil. Meski begitu, memang tidak dapat diketahui secara pasti bagaimana tepatnya perekonomian pada saat itu. Diketahui banyak yang berprofesi sebagai peternak, pedagang dan petani.

Yang tertulis dalam prasasti yupa hanya sedekah yang diberikan oleh raja Mulawarman mencapai 20.000 ekor sapi. Sedekah tersebut telah diberikan kepada Kaum Brahmana. Hal ini menunjukkan keadaan ekonomi baik.

3. Kehidupan sosial Kerajaan Kutai

Berbicara mengenai kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Kutai bisa dibilang cukup terstruktur. Apalagi rakyat Kutai pada saat itu juga memiliki cara beradaptasi yang cukup cepat.

Dari zaman ke zaman masyarakat Kutai masih menyesuaikan dengan budaya dari luar. Terutama yang berasal dari India. Meski begitu mereka tetap mempertahankan kehidupan berbudaya asli.

4. Kehidupan budaya Kerajaan Kutai

Dalam hal kebudayaan, masyarakat Kerajaan Kutai sudah cukup kaya. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya adat Vratyastoma. Upacara tersebut adalah kegiatan pemberkatan yang dilakukan untuk masyarakat Hindu. Vratyastoma mulai diberlakukan sejak kepemimpinan anak dari Raja Kudungga yaitu Raja Mulawarman.

Upacara ini dilakukan oleh segenap pendeta juga para Brahmana yang berasal dari India. Namun saat Raja Mulawarman mulai memerintah, upacara Vratyastoma mulai dipimpin oleh Brahmana Indonesia.

5. Kehidupan agama Kerajaan Kutai

Merupakan kerajaan Hindu tertua, maka mayoritas penduduknya pun memeluk agama Hindu. Mereka memeluk kepercayaan Hindu Syiwa. Namun, biasanya agama tersebut masih dianut oleh para brahmana dan Ksatria. Sedangkan untuk masyarakat biasa banyak yang masih bertahan pada kepercayaan asli.

Editor terkait:

Sistem dan Perkembangan Pemerintahan di kerajaan kutai

Pada zaman Kerajaan manusia masih menjunjung tinggi sistem kasta, tidak terkecuali pada sistem Kerajaan Kutai. Tentunya hal ini juga berkaitan dengan masuknya Hindu ke wilayah tersebut.

Padahal sebelumnya masyarakat masih memegang teguh kepercayaan nenek moyang. Namun ketika Hindu berhasil masuk, sistem kasta mulai berlaku. Mulai dari kasta ksatria, kasta brahmana, dan rakyat biasa.

Sedangkan mengenai sistem pemerintahan menganut pada sistem kerajaan. Di mana setiap penerusnya adalah dari keturunan raja sebelumnya. Sistem ini juga biasa disebut dengan monarki alias turun temurun.

Mulanya Kerajaan Kutai dipimpin Raja Kudungga. Pemerintahan tersebut kemudian dilanjut kan oleh anaknya yaitu Aswawarman. Di mana ia dikenal sebagai raja Hindu pertama Kerajaan Kutai yang memiliki gelar Wangsakerta. Pada pemerintahan Aswawrman, mulailah perluasan pemerintahan kerajaan Kutai.

Di mana hal ini dilakukan dengan upacara pelepasan kuda. Menurut tradisi kala itu, jika suatu wilayah belum menjadi milik siapapun. Maka orang tersebut akan melepaskan kuda hingga kuda tersebut berhenti berlari. Jadi, sejauh mana kuda tersebut berlari, maka seluas itulah kerajaan tersebut.

Silsilah Raja-raja Kerajaan Kutai

1. Kudungga

Kudungga dipercaya sebagai raja pertama di Kerajaan Kutai dan ialah yang pertama mendirikan sistem kerajaan tersebut. Meski begitu pada yupa yang berhasil ditemukan disebutkan bahwa Aswawarman lah Raja pertamanya. Kudungga mulanya adalah orang paling berpengaruh di wilayah Kutai. Namun, Kudungga lah yang menjadi pemimpin peradaban yang ada

2. Aswawarman

Dalam sislsilah Kerajaan Kutai mengenal sistem monarki. Begitulah sistem pemerintahan kerajaan Kutai dimana penerusnya adalah anak dari raja pertama. Raja Aswawarman adalah orang yang menganut agama Hindu. Ia juga dijuluki atau memiliki gelar Wangsakerta dan Dewa Ansuman. Itu sebabnya Raja Aswawarman juga disebut sebagai Dewa Matahari.

Selama memerintah Raja Aswawarman memiliki 3 putra. Dan yang kemudian menjadi penerusnya hingga menjadi raja terbesar adalah Mulawarman.

3. Mulawarman

Masa kejayaan dari Kerajaan Kutai didapatkan saat pemerintahan Mulawarman. Dia pula lah yang memerintahkan agar dibuat yupa. Di mana yupa tersebut menjelaskan rasa belas kasih dari para pemimpinnya. Bahkan ia juga terkenal sangat dermawan.

Pada bagian yupa yang menjelaskan tentang Mulawarman disebutkan bahwa ia juga dijuluki sebagai Raja Yudistira. Hal ini karena Mulawarman membasmi dan mengalahkan raja-raja yang menjadi musuhnya selama memerintah. Istilah yang dipakai untuk nama Mulawarman tersebut bisa menjadi bukti bahwa pengaruh India sudah masuk wilayah Kutai.

Masa Kejayaan Kerajaan Kutai

Raja yang memerintah Kerajaan Kutai terbilang berhasil. Baik itu secara budaya, politik, ekonomi, dan sosial. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya yupa di Muara Kaman. Meski begitu masa kejayaan masyarakat Kutai memang berkembang pesat pada saat pemerintahan Raja Mulawarman.

Mulawarman sendiri merupakan anak dari Aswawarman. Sebelumnya Kerajaan Kutai memang belum nampak pengaruhnya ketika dipimpin oleh Raja Kudungga. Hal ini juga disebabkan oleh kerajaan-kerajaan lain seperti Majapahit yang dalam posisi masa gemilang.

Bagaimana tidak pada masa pemerintahan Mulawarman memang Kutai mengalami masa gemilang. Hal ini juga berkat dari perangai raja yang terkenal baik, beradap, tegas, dan berkuasa. Bahkan ia juga termasuk raja yang dermawan dengan diadakannya selamatan emas sebagai kenduri.

Selain itu, pada pemerintahan Mulawarman Kerajaan Kutai berhasil menguasai hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Oleh karenanya rakyat pada masa itu termasuk makmur dan sejahtera.  Segala bentuk tindak tanduknya kini juga dapat diketahui melalui yupa yang berhasil ditemukan oleh arkeolog.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Kutai

Faktor penyebab utama runtuhnya kerajaan Kutai adalah sejak berdirinya kerajaan baru di Muara Sungai Mahakam. Kerajaan tersebut bernama Kerajaan Kartanegara. Kerajaan ini tentu berbeda dengan kerajaan Kutai Hindu yang disebut Martadipura.

Saat itulah Islam mulai masuk ke daerah Kalimantan Timur. Dimana raja pertama dari Kerajaan Kutai Kartanegara adalah Adji Betara Agung Dewa Sakti. Islam mulai menjadi kekuatan baru dalam dunia politik Kalimantan.

Tepatnya pada abad ke 17, Kerajaan Kutai dipimpin oleh Raja Dermasetia. Ledua kerajaan inipun berperang dan dimenangkan oleh Kerajaan Kutai Kartanegara yang saat itu dipimpin oleh  Adji Pangeran Sinum Panji.

Dermasetia diketahui tewas dalam peperangan tersebut. Sehingga beralihlah masa kerajaan Kutai. Wilayah tersebut kemudian dijadikan satu dengan nama Kerajaan Kutai Negara Ing Martadipura.

Editor terkait:

Bukti Prasasti dan Peninggalan Kerajaan Kutai

1. Prasasti Mulawarman sebagai bukti sejarah

Peninggalan Kerajaan Hindu Tertua di Indonesia yang paling terkenal adalah yupa. Pada yupa itulah prasasti-prasasti di pahat. Benda yang satu ini kemudian banyak ditemukan di Kutai Kartanegara, Hulu Sungai Mahakam.

Prasasti yang ditemukan banyak menjelaskan tentang kemuliaan sikap Mulawarman. Serta kebaikannya kepada kaum Brahmana. Pada yupa tersebut juga dijelaskan garis-garis kenasaban mulai dari raja pertama hingga terakhir.

2. Arca Siwa, Arca Nandiswara dan goa

Selain yupa, peninggalan Kerajaan Kutai selanjutnya adalah arca. Kedua arca ini ditemukan di Gunung Kombeng. Dalam arca tersebut menjelaskan bahwa tradisi masyarakat India banyak mempengaruhi kehidupan di Kerajaan Kutai.

3. Ketopong sultan Kutai

Sebenarnya ada banyak sekali peninggalan atau bukti sejarah dari Kerajaan Kutai, salah satunya adalah Ketopong Sultan Kutai. Arti ketopong adalah mahkota, di mana mahkota tersebut dipercaya sebagai mahkota dari Raja Kutai.

Pasalnya ketopong tersebut memiliki kadar emas yang cukup tinggi. Hingga beratnya pun mencapai 1, 98 kg. Agar ketopong tersimpan dengan baik maka dibawalah peninggalan tersebut ke Museum Nasional Jakarta.

4. Kalung Uncal

Kalung uncal yang pada jaman dahulu ini dipakai oleh mendiang raja-raja. Boleh jadi kalung tersebut telah menjadi aksesoris bagi pemimpinnya. Kalung uncal memiliki berat 170 gram emas. Menurut sejarah kalung tersebut dibawa oleh kebudayaan India. Dimana sampai saat ini pun, kalung uncal hanya ada dua di dunia. Yaitu di Museum Milawarman dan Negara India.

5. Kalung Ciwa, pedang Sultan Kutai, dan Kura-kura emas

Selain kalung dan arca, penemuan dari peninggalan Kerajaan Kutai juga menemukan Kalung Ciwa yang berada di Danau Lipan. Kalung ini ditemukan pada tahun 1890. Ada pula pedang sultan Kutai yang terbuat dari bahan emas dengan pegangan yang memiliki ukiran bercorak harimau.

Baca juga kumpulan materi tentang Sejarah Kerajaan atau materi menarik lainnya di Coinone